feelings

End of The Year

Januari 27, 2019


Banyak orang beranggapan bahwa melakukan suatu pekerjaan harus dijalani dengan sepenuh hati. Tapi nyatanya enggak semua orang melakukan hal demikian. Banyak juga diantara mereka yang rela melakukan hal diluar kata hatinya hanya demi goals semata atau mungkin agar dianggap oleh orang lain. Ujung-ujungnya jadi enggak menyayangi diri sendiri bahkan tertatih-tatih. 

Saya jadi flashback. Saya melihat semua orang merencanakan tahun baru disana dan disini. Janjian dengan ini dan itu. Rasanya mereka bahagia sekali menyambut tahun baru. Saya kembali bercermin pada diri saya dan merenung. Untuk pertama kalinya saya merayakan tahun baru enggak dirumah. Kosan sepi sekali. Sedih rasanya. Saat itu saya sudah mulai magang. Ingin rasanya pulang tapi banyak sekali pertimbangannya. Mulai harga tiket kereta yang mahal sampai waktu libur yang enggak panjang. Agak mustahil ya berharap keluarga saya yang mendatangi saya ke Semarang. Enggak tega aja kalau mereka harus menyiapkan tenaga dan waktu untuk menghampiri saya. Jadi saya pun mencoba untuk biasa saja haha walaupun pada akhirnya saya sempat nangis juga sih, payah hihi. 

Saya pun kembali menjalani rutinitas seperti biasa. Enggak begitu memikirkan tahun baru mau apa dan dimana karena setelah dipikir-pikir toh sama aja sih kayak hari-hari biasanya (tetep aja baperan anaknya). Mungkin yang membedakan hanya momentnya saja (mencoba menghibur diri). Daripada saya mikirin hal yang enggak penting, mending saya baca-baca buku atau sekedar menonton gameplay saja di youtube saat itu apalagi musim liburan ya, wifi lancar jaya haha. Jadi saya enggak mau muluk-muluk maksain diri kalau tepat malam tahun baru harus ini itu. Cukup melakukan dua hal yang tadi saya sebutkan saja sudah senangnya bukan main kok hihi (lagi-lagi menghibur diri).
.
.
.
.
.
.
Nyatanya, semua diluar dugaan saya.


Hari minggu sebelum tahun baru saya menerima telepon berkali-kali dari mama. Kondisinya saat itu memang saya masih tidur. Saya kira ada hal penting atau apa, ternyata mengabari kalau beliau sudah masuk tol menuju Semarang. Waahhhh tentu saja saya seneng banget. Untungnya sehari sebelum mereka datang, saya sudah beberes kamar hihihi. Saya juga kaget kalau mereka datang cepat sekali. Sekitar jam dua siang mereka sudah datang sambil membawa tiga bungkus nasi padang (minus kakak saya). Kalau enggak ada tol Trans Jawa, pasti mereka sampai di Semarang saat malam hari. Saat mereka datang saya seneng bangetttt, saya peluk-peluk dan cium mama haha. Papa waktu itu langsung masuk ke kamar dan membuka bungkus nasi padang favoritnya. Kami pun bertiga makan sambil cerita banyak hal. Mungkin kali ini mama yang terlalu excited untuk liburan. Malamnya, mama sudah plan kesana kesini saat saya berangkat ke kantor. Saya sih ngangguk-ngangguk aja deh supaya mama seneng hahaha. 


Saat tiba malam tahun baru, hujan deras sekali. Kami pun bertiga sebenarnya enggak tau ya mau kemana apalagi kondisi hujan deras begitu. Lalu kami pun juga tau pasti kalau mau ke Simpang Lima bakalan macet parah. Jadi yaaaaa kami akhirnya tetap jalan-jalan saja alias muter-muter dulu kali ada tempat yang cocok untuk disinggahi. Saya bersyukur sekali, dibawah hujan yang cukup deras masih bisa menikmati kebersamaan dengan mereka dalam diam sesekali saya mendengar sayup-sayup suara radio di mobil. Saya juga seringkali mengintip raut wajah mereka dari tempat duduk saya. Rasanya saya enggak siap harus ditinggal sendiri lagi dikos. Kadang hal seperti itu pernah saya hindari hanya takut saya enggak bisa melepasnya begitu lama. Saya juga sempat enggak mau pulang. Saya takut nantinya terlalu betah dirumah. Saya takut terus-menerus dikelilingi kesedihan. Egois sih, tapi mau bagaimana lagi. Saya juga harus belajar kuat. Toh dari sinilah saya jadi menghargai waktu sekaligus menghargai indahnya jauh dari orang tua. Kalau saya enggak jauh dari orang tua begini, kayaknya saya enggak bisa ngerasain serindu-rindunya sama mereka deh dan mungkin saya pasti enggak bakal ngerasain pentingnya momen kecil bersama mereka. 


Akhirnya kami tiba di Taman Indonesia Kaya. Pas banget waktu itu hujan sudah reda. Gemerlap lampunya pun sedap dimata. Kami pun menyusuri taman tersebut. Sempat juga kami berfoto-ria disana. Ramai. Ada pertunjukan wayang juga. Sayangnya setelah kami menyusuri taman, hujan mulai turun. Jadi kami pun kembali ke mobil. Waktu itu masih menunjukkan jam sembilan. Kami memutuskan untuk balik saja ke kos karena kami pikir ini juga hujan. Jadi kami pun lebih memilih menyantap pizza sambil menunggu jam dua belas tepat. Saat tahun baru tiba, saya enggak bisa melihat jelas kembang apinya (lebih tepatnya malas keluar teras kos hehe) ditambah hujan rintik-rintik. Papa pun sudah terlelap tidur hahaha. Saat tahun baru tiba yang saya lakukan adalah menatap mata mama dan memeluk mama sambil berbisik "Selamat tahun baru ma" lalu kita kembali menyantap pizza banyak sekali sampai kekenyangan haha.

Kadang saya sendiri terlalu egois. Semua yang telah saya rencanakan harus sesuai dengan apa yang saya mau. Padahal buat apa sih harus muluk-muluk begini dan begitu agar diakui orang lain atau bahkan supaya terlihat perfect. Nyatanya, kita bisa kok nikmati moment yang ada dengan hati yang lapang tanpa harus mengorbankan banyak hal. The point is to find or create moments of happiness throughout your days and make sure you are aware of them when it happens. Happiness is everywhere let it be. Just enjoy your life every step of the way. 

"Enjoy the little things in life because one day you will look back and realize they were the big things". -Robert Brault-  

(@sheillamasusita) pada

Follow on Instagram