Creative Journaling Workshop Semarang x @raragocrafty
Februari 26, 2018![]() |
source: here |
Awalnya saya tidak jauh berbeda seperti anak millenial yang lain, saya scroll home Instagram sambil ngelove dan bacain caption foto-foto orang yang saya follow satu-satu. Tapi oh tapiiii, saya senang sekali disaat saya me-refresh dan muncul snapgram Kak ozu. Yaaa kurang lebih sih dirinya telah diwawancarai dan telah sharing juga tentang blogging (aduuuh aku sedikit lupa nih) beserta tag @workshopsemarang juga. Wah tanpa pikir panjang saya langsung klik deh dannnnnnnnnnnnnnn jeng-jeng-jeng. My first impression is feedsnya cantik. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari-cari foto Kak Ozu dan saya pun langsung swipe deh sekaligus baca dengan serius haha. Ah saya seneng banget, berasa ada semangat lagi dan tentunya menginspirasi. Bakal sia-sia banget kan kalau enggak follow juga apalagi dari dulu saya pengen banget ikut workshop nih (merasa senang menemukan akun yang pas). See more.
Honestly, saya seneng buanget nget nget pas tahu ada akun workshop ini di Semarang pula. Why? Karena selama ini saya masih jarang banget nemuin wadah seperti ini yang menampung orang-orang untuk belajar lebih tentang berkreasi atau bisa dibilang area creativepreneur yang pernah disebut-sebut Mbak Iluk. Bahkan di tempat tinggal saya pun, jarang banget menemukan workshop semacam ini. Kalaupun ada juga masih segelintir dan terkadang susah dalam segi tempat dan waktunya. Jadi saya bersyukur sekali bisa ditunjukkan workshop yang menarik ini. Overall, ini enggak kesengajaan aja. Kebetulan banget Kak Ozu posting akhirnya aku pun berjodoh dengan akun @workshopsemarang hehehe.
Setelah itu, saya juga coba scroll ke bawah buat kepoin apa aja sih postingannya. Ternyata workshop sebelumnya telah diadakan yaitu Macrame dan Pouch Crochet. Aaaaaaaaaaa hati saya berteriak. Antara sedih, menyesal dan geregetan sih hahaha. Kenapa ya enggak dari awal saya tahu, kan saya bisa ikutan crochet. Sumpah ya, dari dulu saya pengen belajar crochet tapi susah banget karena waktu itu teman-teman saya belum ada yang bisa membuatnya bahkan saat itu crochet masih jarang dikenal mungkin hanya segelintir. akhirnya saya tahan dulu deh keinginan belajar ini. Namun kembali lagi saya tetep enggak terima ternyata crochet workshop sudah dilaksanakan huhuhu. Tapi dari situ saya coba positive thinking deh, toh pasti WS (Workshop Semarang) juga sedang menyiapkan workshop yang lebih menarik.
Selang beberapa hari saya kembali rutin mengecek post di Instagram, akun WS mengumumkan akan ada Cretive Journal Workshop tanggal 25 Februari 2018. Waahhhhhhhhhh saya excited banget walaupun belum sepenuhnya tahu apa itu creative journaling haha. Sebenarnya saya dibuat penasaran sih karena infonya berlanjut keesokan harinya jam 4 sore. dudududu. Lagi-lagi saya swipe dan baca dengan seksama. Ternyata WS berkolaborasi dengan @raragocrafty yang ternyata kenal journaling sejak tahun 2015. Wow, waktu itu saya sepertinya sibuk-sibuk main dengan teman-teman SMA deh hahaha. Pas saya lihat karya-karya kak @raragocrafty ternyata memang dulu saya pernah tahu notebook atau buku semacam ini cuma saya enggak tahu istilah kerennya hehehe. Then, saya setuju apa kata kak @raragocrafty bahwa kegiatan semacam ini enggak bisa kita lakukan dengan gadget. You know laahh zaman sekarang apa-apa gadget, lupa tanggal aja sudah gampang tinggal lihat kalender di hape, kadang ada juga nulis-nulis note atau quotes di gadget. Naahhh pengenalan Creative Journaling buat aku penting banget nih supaya kita bisa lebih berkreasi lagi apalagi sekarang dikit-dikit serba gadget yang mungkin bisa buat kita jadi less creative. Dari situ aku coba buat share ke teman-teman supaya mereka tahu dan ikut juga. Namun respon mereka malahan "bagus tuh sel" ,"wah cocok sama hobbymu tuh", "mantap". Saya jadi sedih. Kok respon mereka begitu ya, seolah-olah itu kegiatan yang saya banget sehingga mereka enggak patut untuk berpartisipasi. Saya sih paham mungkin aja itu bukan minat mereka, tapi saya coba mengajak supaya mereka tuh kenal dan ngerti bahwa tulis-menulis itu enggak semenyeramkan itu. Saya juga ingin mengajak mereka bisa menyenangi menulis, berkreasi bahkan mungkin bisa menuangkan ide-ide mereka. Tapi dengan respon mereka begitu seolah-olah kata-kata mereka menunjukkan bahwa "enggak banget deh" atau "aku enggak minat, kamu aja gih". Jadi saya bingung sendiri deh apa itu hanya ungkapan mereka aja ya agar menghargai apa yang saya kirim ke mereka? Atau mungkin saya hanya salah paham ya hehehe. Saya sih berharap semoga teman-teman yang lain bisa merasakan serunya dunia tulis-menulis sehingga saya enggak denger lagi ngedumelnya mereka disaat ada tugas menulis berbab-bab hihihi
Keesokannya, saya benar-benar enggak mau ketinggalan info. Menjelang jam 4 sore, saya langsung membuka akun WS. Di postingan itu dipaparkan bahwa workshop akan diadakan tanggal 25 Februari dan dibuka sesi pagi jam 09.00 hingga 11.00 WIB di Tekodeko, Kota Lama beserta nominal harga untuk join sebesar 100K sudah termasuk tools and snack. Yang membuat saya miris yaitu hanya tersedia 12 slots aja. Waduh kalau begini harus kudu cepet daftar nih. Saya pun kembali share ke teman-teman saya yang lalu dan ke teman satu kos saya. Wah responnya beda-beda. Kalau dipikir-pikir 100K buat mereka-mereka mungkin mahal banget jadi saya juga ngerti kok hehehe. Yang intinya cuman ada satu orang yang ikut workshop bareng saya. Yeyyyyyyy, lebih baik satu daripada enggak sama sekali kan ya haha. Ternyata teman saya ini, Asa Kinanti, sangat antusias banget. Walaupun sempat beberapa kali saya ingatkan untuk segera mendaftar karena waktu itu udah tinggal 8 slots aja (saya shcok!). Sambil menunggu tanggal 25 nih saya sambi dengan ngopi-ngopi cantik deh di kedai kopi haha atau sibuk ngerjain tugas kuliah bahkan nonton youtube channel favorit.
Tepat tanggal 25 Februari, saat itu saya bangun kesiangan. kesel banget. Saya sudah set alarm pagi-pagi banget supaya bisa prepare dulu tapi saya inget kecerobohan saya sendiri. Saya lupa check hari minggu untuk aktifkan alarm jadi alarm handphone saya enggak bunyi. Padahal saya dan Asa sudah memutuskan untuk on the way jam 8 dari Tembalang. Alhasil kami baru on the way jam 08.15 WIB. Untungnya kami enggak terlambat. Saya ingat sekali setiba saya di Tekodeko, saya melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 08.45 pagi. Wah saya sudah sengebut apa ya tadi nyetirnya dijalan haha. Pas kami tiba di lantai dua, kami disambut hangat sekali dengan Mbak Iluk selaku pendiri WS dan juga kak Rara mentor kita hari itu. Meja panjangnya pun sudah tertata rapih dengan berbagai macam tools yang memang disediakan khusus untuk para peserta dan juga disediakan tools untuk masing-masing peserta berupa notebook dan nama kami. Aduuuuuuuhh saya makin excited banget, saking excited-nya mata saya enggak berkedip sedikit pun sekaligus tangan saya gemetaran loh hahaha. Saya merasa seolah-olah itu mimpi, sampai saya enggak yakin apa beneran ya saya ikutan workshop ini (duh memalukan ya haha). Maklum ini pertama kalinya saya ikut workshop hehe.
Keesokannya, saya benar-benar enggak mau ketinggalan info. Menjelang jam 4 sore, saya langsung membuka akun WS. Di postingan itu dipaparkan bahwa workshop akan diadakan tanggal 25 Februari dan dibuka sesi pagi jam 09.00 hingga 11.00 WIB di Tekodeko, Kota Lama beserta nominal harga untuk join sebesar 100K sudah termasuk tools and snack. Yang membuat saya miris yaitu hanya tersedia 12 slots aja. Waduh kalau begini harus kudu cepet daftar nih. Saya pun kembali share ke teman-teman saya yang lalu dan ke teman satu kos saya. Wah responnya beda-beda. Kalau dipikir-pikir 100K buat mereka-mereka mungkin mahal banget jadi saya juga ngerti kok hehehe. Yang intinya cuman ada satu orang yang ikut workshop bareng saya. Yeyyyyyyy, lebih baik satu daripada enggak sama sekali kan ya haha. Ternyata teman saya ini, Asa Kinanti, sangat antusias banget. Walaupun sempat beberapa kali saya ingatkan untuk segera mendaftar karena waktu itu udah tinggal 8 slots aja (saya shcok!). Sambil menunggu tanggal 25 nih saya sambi dengan ngopi-ngopi cantik deh di kedai kopi haha atau sibuk ngerjain tugas kuliah bahkan nonton youtube channel favorit.
Tepat tanggal 25 Februari, saat itu saya bangun kesiangan. kesel banget. Saya sudah set alarm pagi-pagi banget supaya bisa prepare dulu tapi saya inget kecerobohan saya sendiri. Saya lupa check hari minggu untuk aktifkan alarm jadi alarm handphone saya enggak bunyi. Padahal saya dan Asa sudah memutuskan untuk on the way jam 8 dari Tembalang. Alhasil kami baru on the way jam 08.15 WIB. Untungnya kami enggak terlambat. Saya ingat sekali setiba saya di Tekodeko, saya melihat jam tangan yang menunjukkan pukul 08.45 pagi. Wah saya sudah sengebut apa ya tadi nyetirnya dijalan haha. Pas kami tiba di lantai dua, kami disambut hangat sekali dengan Mbak Iluk selaku pendiri WS dan juga kak Rara mentor kita hari itu. Meja panjangnya pun sudah tertata rapih dengan berbagai macam tools yang memang disediakan khusus untuk para peserta dan juga disediakan tools untuk masing-masing peserta berupa notebook dan nama kami. Aduuuuuuuhh saya makin excited banget, saking excited-nya mata saya enggak berkedip sedikit pun sekaligus tangan saya gemetaran loh hahaha. Saya merasa seolah-olah itu mimpi, sampai saya enggak yakin apa beneran ya saya ikutan workshop ini (duh memalukan ya haha). Maklum ini pertama kalinya saya ikut workshop hehe.
Mbak Iluk pun memulai sesi pagi ini dengan ceria. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, Kak Rara memaparkan sedikit apa itu Creative Journal, macam-macamnya, tools dan tahapan membuat creative journal yang sifatnya optional. Kalau penasaran kayak gimana, mending join aja yuk, katanya sih mau diadain lagi loh. Cek terus ig-nya yaaaa (malah promosi). Toh yang dari Jakarta (kalau enggak salah namanya Mbak Vina) bela-belain dateng loh sampai sesi foto enggak ikutan karena dikejar-kejar jadwal kereta huhuhu. Pokoknya sih asik banget, semua yang disediakan di meja bisa bebas untuk dipakai. Mulai dari washi tape, stamp, majalah yang bisa kita potong sesuka hati, ada stiker juga, cat air lengkap deh. Oh iya sebelum memulai, para peserta dihimbau untuk mengirimkan foto-fotonya untuk di tempelkan dibuku. Fotonya juga bebas kok. Nah foto tersebut nantinya akan menjadi centre point dari halaman yang bakal kita buat. Saya makin senang lagi kalau fotonya di cetak polaroid. Duhhh fotonya jadi makin cantik deh pas ditempel hihihi.
Enggak kerasa banget loh waktu tuh udah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Ya ampun, padahal saya masih cari-cari ide buat mengisi kertas saya yang masih kosong hahaha. Jadi saya cukup mengisi notebook saya dua lembar penuh dengan beberapa tempelan dan cap sana sini. Lega bangettttt. Yang tadinya saya takut banget telat, ternyata kami berdua datang tepat waktu. Yang tadinya saya takut enggak bisa mengikuti alurnya, ternyata saya dengan mudah menyimak dan saya puas dengan hasilnya. Sudah fokus full dua jam, saya pun langsung menikmati hidangan yang sudah disiapkan haha. Terima kasih ya Mbak Iluk dan Kak Rara yang sudah membagi waktunya, share ilmunya dan so pasti telah mengadakan workshop ini. Saya bakal tunggu workshop selanjutnya, especially crochet ya hahaha.
0 komentar