feelings

Lil Things I Love

Mei 17, 2019



Saya terduduk lemas di tepi kasur. Menata kasur lalu merebahkan badan di tumpukan bantal. Rasanya hampa. Saya enggak tau harus melakukan apa malam ini. Tidur pun enggak bisa, pikiran saya berlarian entah kemana. Sekilas saya melihat meja. Menatap buku-buku dan laptop. Saya rasa ada sesuatu yang harus saya lakukan daripada diam saja. Akhirnya saya terpikirkan satu hal. Kenapa saya enggak membuat list what I loved to do and makes me happy di blog? Kan asik sambil berfantasi ria (saya juga rindu menulis di blog haha). So, here 10 lil things I love.

1. Cozy Places

Hal kecil pertama yang membuat saya nyaman sekaligus senang bertubi-tubi ialah menemukan tempat yang cozy banget untuk sekedar nyantai dan relax.

Tekodeko (Semarang). Love banget sama hot chocolate dan croissant-nya, tempat ini juga saksi saya joined workshop pertama kalinya disini.

Kopi Konno & Superdog (Cirebon). Ini juga coffee shop yang homie banget. Berasa lagi dirumah. Udah gitu ada beberapa koleksi buku berbahasa Inggris juga disini. Waktu itu saya baca teenlit versi English.

Makabana (Semarang). Pertama kalinya meeting kerjaan disini dan ternyata tempatnya oke juga. Homie banget.

Ini salah satu view di rumah, ruang dapur. Lebih nyaman karena kursi yang empuk dan bisa selonjoran haha.

Yang selalu bikin betah dirumah selain keberadaan keluarga ialah kicauan burung-burung

Langsung jatuh cinta sama coffee shop ini. Saya suka tempat yang minimalis beserta kaca-kaca dan pencahayaan yang cukup. Atlas&Co (Semarang)

Kamar tercinta. Paling suka spot ini. Dekat jendela, baca buku terus sambil minum es sirup.

Kamar kosan sejak maba. Paling suka atur-atur bantal terus tiduran deh. 


2. Es Kopi Susu


Kalau ini sih sudah menjadi minuman wajib sebagai teman saat saya sedang ingin membaca buku, menonton youtube, ngetik ini itu atau saat chill day haha. Kalau dipikir-pikir, ini gaya hidup kekinian banget ya. Dikit-dikit kopi. Padahal sih saya dulunya enggak addict kopi, lebih ke cokelat. tapi lama-lama saya butuh perubahan. Akhirnya mencoba es kopi susu yang ternyata pas di lidah saya. Ya walaupun enggak selalu di temani es kopi susu sih, tapi dengan adanya es kopi susu tuh bikin segala sesuatu yang dikerjain tuh jadi lebih lengkap dan bahagia aja hehe.


Minggu lalu pas pulang ke Cirebon (Kalula Coffee). Menu barunya yaitu es kopi susu wafer. Enaaakkkk.
Menikmati es kopi susu dan cappucino di sore hari :)
3. Blogs

Hal kecil ketiga yang sangat berpengaruh banget. Kalau enggak baca blog itu rasanya ada yang kurang. Apalagi kalau mood saya udah enggak karuan ditambah struggling ini itu, jadilah saya membaca blog. Blog favorit yang selalu membuat mood saya membaik lagi tuh ceritaperempuan.id. Dari situ saya baca banyaaaakkk banget kisah-kisah perempuan yang inspiratif sekali. Jadi enggak heran deh kalau setelah baca itu saya jadi merasa inspired bahkan energized lagi.



4. Watching Minimalism Channels

Sudah hampir dua minggu ini, saya mulai rutin nonton minimalism channels. Sebelumnya saya membaca buku karya Fumio Sasaki berjudul Goodbye Things. Saya rasa sudah saatnya membuang barang-barang yang enggak saya gunakan lagi. Ternyata memang spark joy banget haha. Rasanya hati lebih plong. Kamar juga jadi terlihat lebih rapi dan kosong. Entah kenapa saya memang suka ruangan yang enggak over barang-barang. Sekarang, saya jadi lebih ringan aja gitu (susah dijelasin huhu). Untuk channel minimalism sih saya lagi giat nonton channel Minimalism Meaningfull. Videonya simple banget. Senang ternyata ada orang Indonesia yang punya channel sebagus ini. Suka banget deh sama contentnya. Enggak cuma minimalism aja, saya juga nonton seputar self-love, habits dan journaling. Lalu untuk channel about self-love itu ada Lavendaire. KAMU HARUS TONTON CHANNEL-NYA DEH. Bagus banget parah. Nyesel baru tau :').



Berikutnya (minimalism dan diluar itu) saya list saja ya:

- Simple Victoria
- Maurilla Sophianti
- Ellie June
- Heal Your Living
- Puri Viera (Kamu harus liat ini untuk menambah pengetahuanmu tentang budaya di Amerika)
- Laur Medley
- SISIL (ini sex education ya)
- Pick Up Limes
- Jordan Clark
- Eve Cornwell
- Jeanine Amapola
- Peaceful Cuisine
- Maya Lee
- Jenny Journals
- Greatmind
- Livinglovingnet
- Menjadi Manusia

Saya juga suka nonton channel-nya para gamers haha. Mulai dari MiauwAug, PewDiePie, Christoper, Viano Gaming bahkan Pokopow. 

5. Self-Care Date

Walaupun kodrtatnya kita sebagai makhluk sosial, kita juga berhak untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri lhoooo. Salah satunya ya self-care date. Self-care date ini sengaja saya lakukan di luar rumah atau kosan supaya bisa dapet suasana yang berbeda dari biasanya. Saya lebih senang di coffee shop. Selain bisa mendapat suasana baru yang enggak bisa saya dapatkan ketika di kosan (melihat orang-orang berbicara, melihat barista bekerja sampai menikmati playlistnya), saya jadi lebih enjoy karena mendapat asupan cahaya yang cukup (kamar kos saya kebetulan kurang banget pencahayaan yang masuk), bertemu dan menyapa orang-orang. Jadi ada energi baru bagi tubuh saya.

Sedang sibuk memikirkan rumah impian yang nantinya harus cukup pencahayaannya, punya ruang baca dan sofa empuk dekat jendela yang menghadap langsung ke pemandangan kebun tulip (efek setelah baca blognya kak Ozu hehe) ditambah menyesap es kopi susu buatan sendiri pake mesin kopi milik pribadi di pagi dan sore hari. Aduuhhhh, nikmatnyaaaaa :')))
Saat ini sih saya masih nyaman di coffee shop (terutama Atlas&Co, Moment Coffee dan Tekodeko) yang tentunya banyaaaak banget pertimbangannya. Biasanya kalo memang lagi ramai dan terlalu berisik, saya memilih untuk mencari tempat lain. Yaaa namanya juga coffee shop, mana mungkin sepi. Untung-untungan aja kalo kebetulan customer cafe tersebut yang typical enggak berisik hehe.

6. Books

Nikmat mana lagi yang kau dustakan ketika baca buku di kasur sambil ngemil donat :'')

Tahun lalu, saya pernah vacum membaca buku fiksi hingga berbulan-bulan lamanya. Entah buku fisik atau digital. Dua-duanya saya enggak sentuh sama sekali. You know what? Saya merasa enggak hidup. Hambar, ada yang kurang. Karena saya bukan tipe orang yang membaca buku berkali-kali (dan beberapa stok buku bacaan yang enggak sesuai dengan mood), saya pun memutuskan untuk hunting buku. Saya menemukan buku yang cocok. Setelah itu saya memulai kembali hobi ini. Bahkan saya ingin lebih konsisten lagi meluangkan waktu membaca buku setiap harinya. Rasanya hidup tanpa buku itu bagaikan raga tak bernyawa haha (apasih).

7. Bookshops

Kalau lagi bete dan enggak tau arah, biasanya yang muncul dipikiran saya duluan itu ya toko buku. Walaupun enggak beli, setidaknya saya bisa menjelajahi buku-buku yang ingin saya lihat dan menyenangkan juga kok. Soon, saya pengen bisa ke toko2 buku indie seperti Post Santa dkk.

8. Workshops

Gimana enggak bahagia coba kalau setiap workshop ngeliat senyum mereka dan dengar cerita-cerita mereka. Udah berasa keluarga sendiri dan enggak ketemu setahun haha feelingnya tuh kerasa hangattttt banget. 

Partner in crime haha

Saya enggak pernah menyangka bahwa ikut dan bergabung dalam workshop itu bisa mengubah hidup saya. Saya enggak pernah mengira sebelumnya. Saya pikir, ya hidup saya selama kuliah bakal gitu-gitu aja. Ternyata semua diluar diguaan saya. Memang rencana Allah sungguh luar biasa. Dari situlah saya jadi lebih aktif, berkesempatan bertemu orang banyak, speak up didepan stranger bahkan tanpa saya sadari saya bisa kok keluar dari zona nyaman saya selama ini. Hal kecil aja kayak berawal iseng-iseng ikut workshop, malah merubah semuanya hingga seperti sekarang.

Salah satu contoh keluar dari zona nyaman ya ini, harus berani (mau enggak mau) tampil di depan orang banyak.

9. Journaling

Enggak begitu sering saya lakukan, tapi aktivitas nempel sana sini, coret ini itu bikin hati senang dan ketagihan hehe.

Ini pas journaling sama kak Rara di Rukospace. Beginilah penampakan journaling saya. Mau nempelin apapun sesuka hati hehe.

10. Listening to Music and Podcast

Kamu sudah dengar podcast tomatmerah belum? Waktu itu saya memberanikan diri membuat karya baru dalam bentuk podcast. Alhasil, sudah berhasil posting dua episode. Semoga saya bisa melanjutkan podcasting ini :) Kamu bisa dengarkan di semua platform podcast. ps: foto screenshot dari mbak Sophia
Sama halnya dengan buku, musik dan podcast pun enggak boleh kelewatan. Merasa kesal, badmood atau uring-uringan? Dengerin musik, lima menit kemudian happy lagi deh. Selain ingin menambah ilmu melalui podcast, biasanya kalau saya lagi merasa unmotivated ya saya mendengarkan podcast.








Waaahhh ternyata banyak juga hal-hal kecil jikalau dilakukan dampaknya besarrr banget bagi kelangsungan mood saya ini haha. Membahagiakan diri sendiri itu wajib hukumnya lhoo ya. Jadi, kamu sudah berbahagia belum hari ini? 

blog

Reading on The Train

Mei 05, 2019




“Ladies and gentlemen in a few minutes Ciremai will depart from Semarang Tawang to Bandung.”
Sore itu (tepatnya Jumat lalu) saya berada di kereta. Cuaca saat itu agak cerah-cerah sendu setelah hujan. Beberapa kali selama di perjalanan menuju stasiun, saya enggak bisa menarik napas dengan tenang. Jalanan begitu ramai. Penuh sesak akan mobil dan motor. Saya begitu panik, takut ketinggalan kereta haha. Harusnya jam  setengah empat sore saya sudah bisa berangkat, ini saya baru berangkat pukul empat lebih sepuluh menit. Memang keberangkatan kereta pukul setengah enam tapi saya lebih memilih untuk menunggu lebih awal deh ketimbang harus berlari-larian karena terlambat. 
Saat kereta sudah perlahan beranjak jalan, saya mengeluarkan buku dari tas. For the first time saya menantang diri saya untuk membaca buku selama perjalanan.  Selama ini saya enggak pernah bisa dan enggak kunjung berhasil juga membaca buku selama perjalanan terutama di kereta. Baru baca satu kalimat aja udah langsung ke-distract yang lain. Entah obrolan para penumpang, notifikasi handphone atau pemadangan yang disuguhkan begitu sayang untuk dilewatnya. 
Saya memilih buku Chicken Soup for the Soul terbitan Gramedia. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama saat membaca sinopsisnya. Saya rasa buku ini tepat sekali untuk menemani saya kemanapun dan dimanapun apalagi kalau lagi butuh asupan motivasi hehehe.  Walaupun beberapa orang bilang bahwa buku ini sangat jadul sekali, tapi bagi saya enggak apa-apa buat bacaan diusia saya yang pas banget 20an ini (pssttt, kalau kamu punya seri chicken soup apa saja, boleh dong saya dipinjami hihi bebas  versi inggris atau Indonesia).  Saya agak sedih dengan buku cetak versi bahasa Indonesia. Terutama yang saya punya sekarang yang berjudul “Waktunya Berkembang”(tentu saja judul yang diterjemahkan ke dalam Bahasa). Beberapa kali saya menemukan kalimat yang rancu dan susah dimengerti. Jadi saya pun harus mengulang membaca kalimat sebelumnya  agar lebih ngeh maksud kalimat selanjutnya.
Saya memulai membaca. Kalimat demi kalimat dapat saya cerna dengan mudah walaupun agak sedikit enggak nyaman dengan penumpang dibelakang saya yang sedang menelepon cukup kencang. Untungnya saya masih tetap memfokuskan diri pada buku yang saya pegang. Tepat lima menit membaca, fokus saya sudah hilang. Saya menutup buku sejenak dan melihat pemandangan diluar. Senja kala itu sungguh indah. Ketika saya ingin membaca kembali, saya gagal mencerna kalimat demi kalimat. Akhirnya saya simpan buku tersebut ke dalam tas.



Dan saya duduk rileks lalu menyesap kopi yang sudah mendingin. 

So, I did it! Walaupun enggak sesuai dengan ekspektasi saya (kayak di film-film, syahdu ditemani pemandangan senja yang indah sambil minum kopi), saya merasa bahwa lima menit sudah kemajuan yang baik buat diri saya. Apalagi kalau dijalankan lima menit tiap harinya. It's ok, right? Yang penting memulai dulu saja dan saya bisa mewujudkan tantangan yang susaaahhhh sekali saya jalani. Justru dari buku itulah saya mendapat inspirasi untuk selalu melakukan apapun  dimulai dari lima menit saja. Misal berangkat ke kampus atau kantor lima menit lebih cepat atau luangkan waktu lima menit sebelum mengerjakan sesuatu kayak bikin kopi atau sekedar duduk rileks, tarik napas. Memang hal kecil dan terlihat sepele tapi kalau konsisten dijalankan, saya yakin lambat laun hal itu akan merubah hidup lebih baik lagi. Setidaknya dengan satu kebiasaan baik, akan menghasilkan hasil yang baik pula. Lalu, tantangan apa yang sedang kamu jalani? 




Follow on Instagram