Book Series: July

Agustus 06, 2018


Bulan Juli lalu saya menghabiskan tiga buku yang ternyata semuanya membuat saya baper dan emosi sekaligus haha. Tanpa sengaja juga ketiga buku tersebut memiliki sisi gloomy. Jadi saya mau enggak mau terus-terusan merasa gloomy setelah membaca buku pertama (One Hundred Names) hingga buku ketiga (See Jane Run). Maka dari itu saya menamakan bulan Juli lalu sebagai Book Series: Gloomy Season. 


Saya merasa update kali ini telat banget, padahal harusnya di publish saat awal memasuki bulan Agustus tapi apa daya jaringan dirumah jelek sekali ditambah angin yang begitu kencang membuat saya jadi mager kemana-mana also jeng jeng jeng saya berhasil menghabiskan tiga buku sekaligus di bulan yang sama (senenggggggggg). Maklum aja biasanya sebulan cuma bisa habis satu buku, sengaja enggak buru-buru supaya bisa meresapi alurnya dengan baik (ngeles dikit boleh lah). Kamu juga begitu enggak? apalagi saya harus benar-benar cari waktu yang pas banget supaya bisa fokus. 

Honestly, bulan lalu memang banyak sekali buku yang harusnya dibaca. Namun, saya enggak sanggup lagi untuk baca lebih banyak buku lagi, alhasil buku tersebut jatuh ke bacaan bulan Agustus deh. Berikut buku yang akan saya bahas sedikit di (perdana) book series ini.

One Hundred Names by Cecelia Ahern

Rating: ☆☆☆☆

Buku ini menceritakan kisah tentang rahasia, kesempatan kedua dan koneksi tersembunyi yang menyatukan hidup. Kitty Logan, si pemeran utama, memiliki masalah besar dalam hidupnya terutama di kehidupan karirnya sebagai jurnalis. Rekan, sahabat sekaligus mentornya, Constance, ini mengetahui segala hal tentang Kitty. Saat itu Conctance sedang berbaring lemah di rumah sakit, Kitty bertanya "Hal apa yang ingin kamu tulis?". Jawabannya terdapat di secarik kertas yang tidak ada catatan bahkan penjelasan sekali pun. Tetapi saat Kitty hendak bertanya, semua sudah terlambat. Perjalanan pun dimulai. 

Dannnnnnn ditengah-tengah perjalannya Kitty, saya sempet gregetan sama sikapnya yang gampang nyerah dan selalu menunda-nunda pekerjaannya itu. Tapi disisi lain saya merasa iba dan sedih saat ia mendapat teror-teror yang menurut saya parahnya kebangetan sih. Mulai serunya itu perjalannya mengunjungi nama-nama yang harus dia wawancarai, membaca ceritanya yang unik dan beragam serta saat mereka mengendarai bis panti jompo (langsung gaspol baca berbab-bab). Buku ini saya habiskan tepat satu minggu sebanyak 459 halaman dan saya enggak menemukan typo satu pun. Of course saya enggak bisa mengira-ngira adegan berikutnya apa dan endingnya, jadi saya puas baca buku ini. Diceritakan secara detail juga yang membuat buku ini tebal dan enggak begitu membuat saya bosan. Bisa dibilang pemeran utama ini sebagai gloomy girl, karena di awal-awal tokoh tersebut merasa ingin sendiri dan berhak untuk sendirian selama hidupnya, ya seputus asa itu :(. One hundred Names cocok buat kamu yang suka penasaran dengan hal-hal yang berbau mistery dan kehidupan..

Priceless Moment by Prisca Primasari

Rating: ☆☆☆☆☆

Lagi-lagi saya dibuat terharu dengan karyanya kak Prisca yang satu ini. Walaupun buku lama, syukurlah saya bisa baca karya-karyanya (walaupun sampe sekarang masih mengincar buku-buku lainnya yang sudah enggak ada di toko buku huhu). Yang saya suka hinga rela mencari kemana pun buku-bukunya ialah ciri khasnya yang enggak pernah hilang, saya selalu dibuat terhanyut begitu dalam bersama tokohnya (Liquor ma babe). 


Walaupun kisah-kisah tentang anak dan ayah sudah enggak asing lagi, tapi kak Prisca mengemasnya dengan apik dan heartwarming sekali. Sempat saya meneteskan air mata saking baper banget kali ya haha. Tapi saya enggak memerlukan waktu lama membaca habis buku ini, hanya dua hari saja (itu sih lama sel). Padahal bisa sih hanya sekali duduk, tapi lagi-lagi saya perlambat hehe. Yaaaahhh walaupun saya bisa menebak endingnya, tetep aja saya enjoy banget karena bahasanya yang mudah sekali dimengerti dan flowingnya beuhhhhh membuat saya enak banget ngikutinnya. Tiba-tiba enggak kerasa aja gitu udah di pertengahan bab. Plotnya juga dikemas dengan apik. Keterkaitan tokohnya juga relate-able, dan kisah romantisnya yang manis bagai cokelat (jadi pengen booo). Kisah ini membuat saya membuka mata hati terdalam (puitis euy) bahwa waktu itu begitu berharga sekali apalagi bersama orang terkasih kita. Cocok banget buat kamu yang senang akan cerita keluarga yang gloomy dan manis serta Jerman. 

Mengapa selalu harus ada yang dikorbankan, atau berkorban, agar seseorang menyadari betapa berharga hal-hal yang mereka miliki?

See Jane Run by Joy Fielding

Rating: ☆☆☆

Buku ini memang lebih tebal dibandingkan buku lainnya. 555 halaman yang membuat saya jadi semangat kalo punya buku tebal-tebal begini hehehe (saya tamatkan hanya dalam waktu 4 hari saja) dan ada noda kopi di lembar pertama yang sengaja ditumpahkan oleh kakak saya (usil banget). 

Sinopsisnya sih membuat saya tertarik. Dalam benak saya waktu itu kok bisa ya si pemeran utama a.k.a Jane Whittaker enggak ingat dirinya siapa tapi dalam kantong jaketnya terdapat uang 10.000 USD. Coba kalau di rupiahkan kira-kira berapa ya? (malas ngitung haha). Honestly, hingga sekarang dan detik ini, saya masih inget bangettttttt scene yang buat saya (boom) menganga sekaligus membuat saya baca marathon di pertengahan bab hingga akhir. Cocok banget buat kamu yang suka kisah misteri. Walaupun saya sempet kesal di awal-awal yang selalu bergulat dengan batin dan pikiran tokoh itu sendiri yang sangat ditulis mendetail dan rasanya mau skip aja deh. No typo again dan endingnya parah sih (just my opinion) seneng banget akhirnya kisah "sebenarnya" terkuak dan bikin skak matt ntuh laki (maap emosi). Kesan gloomy dan emosi-nya masih tetap ada di novel ini. Pokoknya ada tahap scene dimana saya kesel max dan sedihhhhhh sekaligus. Ah iya, buku ini di rekomendasikan buat kamu yang diatas 20 tahun ke atas ya, ada adegan yang yaaaaaaa you know lah (detail pula, ku hanya bisa geleng-geleng).

Itulah ketiga buku yang saya tuntaskan pada bulan Juli. Adakah rekomendasi buku untuk saya dibulan Agustus ini?

You Might Also Like

0 komentar

Follow on Instagram