Terima Kasih Kamu :)
Desember 02, 2018
Tanpa disangka-sangka, akhirnya saya bisa mengikuti sesi Let's Talk perdana di Semarang. Tentu saja saya senanggggggg. Wadah yang positif sekali dan memang sudah lama saya tunggu kehadirannya. Keren banget deh mbak Nadine sudah mewadahi kami untuk sharing dan didengarkan bahkan mendatangkan langsung psikolognya loh dari Klaten. Sayang banget kan kalau dilewatkan.
Sesi Let's Talk kali ini membahas tentang memaafkan dapat menyembuhkan luka. Topik yang menarik banget untuk di ulik. Saya juga interest banget, kayaknya cocok banget nih buat saya. Apalagi kalau soal hidup ya, enggak akan ada habisnya. Disini, saya jadi bebas berekspresi dan menuangkan semuanya. Sampai bingung harus mulai dari mana. Ternyata lega ya ada yang benar-benar mau mendengarkan cerita kita tanpa memegang ponsel atau sibuk sendiri. Terus, saya juga dapat banyaaakkkkk banget pelajaran hidup dan ilmu-ilmu dari berbagai perspektif teman yang hadir dan tentunya dari psikolog kami yaitu mbak Roro. Mulai bahas tentang keluarga, relationship sampai kucing hahahaha.
Kamu tau enggak sih, kalau sedih itu wajar banget hadir di hidupmu. Nikmati aja kata mbak Roro. Toh enggak ada yang salah dari bersedih. Kita ini berproses dan namanya hidup pasti enggak luput dari masalah dan kesedihan. Survive. Saya yang paling muda sendiri merasa cerita saya ini enggak ada apa-apanya ketimbang yang lain. Tapi jangan salah loh, kadang menurut kita sepele belum tentu sepele juga buat orang lain loh. Perlu kita ingat, bahwa semua orang punya caranya sendiri untuk mengekspresikan masalahnya. Ada yang nangis sesenggukan semalaman, ada yang dipikir terus, ada yang menjauh dari lingkungan sekitar, ada yang menikmati seolah-olah enggak terjadi apa and others. Kita itu enggak bisa menyamakan atau compare orang lain. Walau secara enggak sadar kita sering banget compare diri kita sama orang lain but for what? Yang ada bikin diri sendiri makin down. Semua itu memang tergantung dari pikiran kita. Ternyata dari semua ini, solusinya ya salah satunya yaitu.......... kamu tau apa itu?
Dealing with yourself. Kenali dulu diri kamu. Kamu maunya apa? Tujuanmu apa? Apa sih yang membuat dirimu sedih? apa sih yang membuat kamu merasa energic? saya nyaman enggak ya berteman sama dia? atau saya ini butuhnya apa?
Hari ini kurang lebih tiga jam kami mengobrol satu sama lain dan mendengarkan dengan seksama. Bahkan saya juga sempat meneteskan air mata juga haha. Menyentuh sekali bagi saya. Dari sinilah saya semakin yakin, bahwa love yourself itu memang haruuuuusss banget. Kita juga harus tau nih apa yang cocok dan nyaman buat kita. Misalnya toxic friends. Kalau kita sadar ini sangat toxic, kenapa enggak kita tinggalin aja. Toh emang enggak penting kan. Ini juga yang mbak Roro katakan. Saya jadi semakin yakin lagi bahwa tindakan saya ini benar. Dulu, saya takut banget kehilangan teman. Saya jadi berubah hanya demi bisa diterima mereka. tapi makin kesini, saya jadi enggak "saya" banget gitu. Melelahkan. Sesuatu yang enggak didasari dari hati itu emang melelahkan dan juga buang-buang waktu banget.
Actually, saya memang sedang proses mencari jati diri dan kata orang-orang hidup saya yang "sebenarnya" baru saja dimulai. Apalagi saya baru masuk usia 20-an, jadi suatu saat juga saya lupa dan masih terlena dengan negative vibes yang ada, ya bisa dibilang labil dan gampang emosian kali ya hehe. Dengan adanya tulisan ini, saya harap bisa menjadi pengingat saya dan teman-teman disaat sedang butuh penyembuh luka (oke sip). Oh iya, saya siap banget loh untuk menjadi pendengarmu. Kamu bisa hubungi saya via dm di Instagram ya.
Terima kasih semuanya, mbak Nadine, mbak Roro, dan mbak Ika. Terima kasih sudah mendengarkan cerita saya tanpa menghakimi :) See you at next #LetsTalk.
![]() |
Let's Talk 1.0 |
0 komentar